Otto Von Bismarck, Sang Pemersatu Jerman (Part 2)

Dengan posisi barunya, Ia mulai memikirkan pandangan geopolitik untuk mewujudkan suatu negara Jerman yang bersatu dibawah kepemimpinan Prusia. Bismarck tidak sendiri dalam mewujudkannya, panglima militer Prusia yang bernama Helmuth Von Moltke, maupun menteri pertahanan Prusia  yang bernama Albrenct Von Roon bekerja sama dengan Bismark untuk menyatukan Jerman.

Ketiga tokoh mulai bekerja sama sesuai dengan bidang, kemampuan dan kapasitasnya masing-masing. Usaha menyatukan Jerman oleh Bismarck dimulai dengan mengambil daerah yang bernama Schlewig Holstein dari Denmark. Penduduk yang tinggal di Holstein berbicara dalam bahasa Jerman namun mengaku Denmark sebagai kerajaannya.

Kesempatan tiba ketika Denmark menentukan kebijakan luar negeri dimana mengakui penuh atas wilayah Holstein. Kebijakan tersebut dijadikan justifikasi oleh Bismarck untuk merebut wilayah dari Denmark. Prusia yang dibantu oleh Austria mampu memenangkan perang tersebut sekaligus menduduki wilayah Holstein. Keduanya membagi wilayah tersebut melalui perjanjian.

Namun merasa tidak puas dengan isi perjanjian itu, Austria menuntun agar mereka diberikan wilayah yang lebih banyak lagi, hal ini segera ditolak oleh Bismarck. Bismarck memprediksi Austria akan mencoba meraih tujuannya dengan cara berperang. Hal ini membuat Prusia mengadakan aliansi dengan kerajaan Italian, kebijakan itu membuat militer dari Austria terbagi menjadi dua. Karena kini mereka juga harus menjaga perbatasan selatan dari Italian.

Tahun 1866 terjadi Austro Prussian War, beberapa hari kemudian Italian juga mengumumkan perang kepada Austria. Sekalipun berbagai negara di konvederasi  Jerman berpihak kepada Austria, mereka tetap tidak mampu bertempur dengan musuh di dua fron yang berbeda. Hal ini membuat Prusia dan Italian sama-sama tampil sebagai pemenangan, mereka juga mendapatkan wilayah baru atas kemenangannya.

Sekalipun unggul secara militer, Bismarck berusaha melawan keinginan dari pemimpin-pemimpin Prusia yang ingin mengambil alih wilayah Austria. Kebijakan ini diambilnya untuk menyisakan ruang sehingga Austria sehingga Prusia dapat membina hubungan yang baik dengan Austria di kemudian hari. Bismarck berusaha menjaga keseimbangan kekuatan di Eropa untuk mencegah reaksi dari negara-negara besar yang menganggap Prusia berkembang terlalu cepat dan menjadi ancaman.

Keberhasilan Bismarck dalam Menyatukan Wilayah-Wilayah Jerman Dibawah Kepemimpinan Prusia

Keberhasilan Bismarck menggabungkan wilayah-wilayah Jerman dibawah Prusia membuatnya semakin populer. Setelah perang berakhir, federasi Jerman segera dibubarkan, Prusia kemudian mendirikan Nordeutschbund yang berisikan wilayah-wilayah baru yang berhasil direbutnya dari Austria. Hal ini membuat Prusia menjadi kekuatan dominan dalam federasi tersebut. Perubahan geopolitik Eropa yang diakibatkan oleh Prusia membuat Prancis semakin khawatir.

Kekhawatiran Prancis semakin nyata ketika Spanyol juga mengalami krisis suksesi dan salah satu pengeran Spanyol adalah pengeran Leopold yang memiliki hubungan saudara dengan raja Prusia yakni Wilhelm I. Melalui kedubesnya, Prancis mengadakan pertemuan dengan raja Prusia untuk membahas penobatan pangeran Leopold sebagai raja Spanyol.

Pertemuan itu sebenarnya berlangsung lancar dan damai, ringkasan dikirimkan kepada Bismarck. Saat membaca tersebut, Bismarck melihat ringkasan tersebut sebagai kesempatan untuk memprovokasi Prancis menyerang Prusia. Dengan kecerdasan dan pengalamannya Bismarck berusaha memanipulasi laporan tersebut seakan-akan Prancis sedang sedang memprovokasi raja Wilhelm I yang hasilnya diterbitkan di Jerman dan raja Wilhelm I memprovokasi Prancis dan hasilnya di terbitkan di Prancis.

Bismarck berusaha menggunakan cara ini untuk memancing Prancis mendeklarasikan perang sehingga Prancis lah yang terlihat sebagai agresor. Langkah ini diambil untuk mengingatkan kenangan-kenangan dari negara Jerman bahwa kini bangsa Jerman sedang berada dibawah ancaman kembali seperti saat Napo0leon. Hal ini membuat negara-negara Jerman bersatu dibawah kepemimpinan Prusia untuk melawan ancaman asing dari militer Prancis.

Selain itu Bismarck juga berusaha negara-negara Jerman di wilayah selatan agar tertarik bergabung dengan bangsa Prusia dengan menggunakan ancaman bangsa asing. Uniknya hoax dengan level seperti itu bukan hanya berhasil, bahkan Prancis lah yang menyatakan perang terlebih dahulu yaitu pada 19 Juli 1870. Hal ini membuat opini internasional melihat Prancis sebagai agresor sehingga tidak banyak ikut campur dalam Franco Prussian War.

Berkat superioritas teknologi dan kedisiplinan militer, Prusia jauh lebih unggul dalam peperangan. Pada 2 September 1870 kaisar Prancis Napoleon ke III bahkan menyerahkan diri karena situasi yang sudah tidak memungkinkan lagi bagi Prancis. Kekuatan militer Prusia membuat negara-negara Jerman di selatan setuju untuk bergabung dengan Prusia. dengan bergabungnya semua negara-negara Jerman, upaya penyatuan yang dilakukan Bismarck berhasil.

19 Januari 1871, diadakan deklarasi berdirinya kerajaan Jerman yang bersatu dan mengangkat raja Wilhelm I sebagai Kaisarnya. Ini dilaksanakan di Versailles milik Prancis, 28 Januari 1871 Prancis menyerahkan wilayah Alsace Lorraine kepada Jerman. Atas pencapaiannya Bismarck diangkat sebagai konselor atau perdana mentri dari Jerman.

Pada tahun 1888, Wilhelm II naik tahta sebagai kaisar Jerman yang baru. Wilhelm II tidak menyukai kebijakan luar negeri yang hati-hati dan damai yang ditempuh oleh Bismarck. Wilhelm II menginginkan Jerman mengadakan expansi besar-besaran untuk menempatkan Jerman sebagai kekuatan dominan di Eropa dan dunia. Pertentangan antara Bismarck dan Wilhelm II  berujung kepada pengunduran diri Bismarck sebagai perdana menteri pada 1890.

Setelah turun dari jabatannya, Bismarck menghabiskan masa hidupnya dengan tinggal di Hamburg. Bismarck wafat pada 30 Juli 1898, sebelum pengunduran dirinya, Bismarck memperingati Wilhelm II jika ia terus menganut kebijakan ekspansionis, maka dalam 20 tahun kedepan akan runtuh. Peringatan Bismarck ternyata benar terjadi, akibat kebijakan ekspansionis dari Wilhelm II, Jerman terseret dalam salah satu konflik terbesar di dunia yaitu perang dunia I yang mengakibatkan kekaisaran Jerman yang dengan susah payah dibangun oleh Bismarck runtuh pada November 1918.